Sabtu, 13 Oktober 2018

PEMUDA PEMUDI BERJIWA KSATRIA

PEMUDA PEMUDI BERJIWA KSATRIA

Menjelang hari sumpah pemuda ke-90 pada tanggal 28 Oktober 2018, seperti tahun tahun sebelumnya tepatnya di Museum Sumpah Pemuda akan mengadakan seleksi untuk petugas Upacara Hari Sumpah Pemuda, seleksi tersebut biasanya disebut GSP (Gerakan Sumpah Pemuda). Seleksi tersebut mengundang sekolah sekolah pilihan,dan sekolah yang terpilih wajib mengirimkan 8 siswa siwi Paskibra sekolah untuk mengikuti seleksi GSP. Ada beberapa sekolah yang diundang untuk turut berpartisipasi dalam seleksi GSP ini seperti SMK Satya Bhakti 1&2, SMK Muhammadiyah 1,6, dan 12, SMA Diponogero, SMAN 31 Jakarta Timur, SMK Nurul Iman, SMK Vinsensius, SMK Tirta Sari Surya, SMK Assyafiyah, dan masih banyak lagi nama nama sekolah yang diundang dalam seleksi GSP ini. Dalam acara yang diselenggaran di setiap tahunnya serta masih sama dari tahun tahun sebelumya, setiap sekolah wajib mengirim siswa siswi dalam kegiatan tersebut, dengan adanya syarat yaitu bahwa siswa tersebut mengikuti kegiatan eskul Paskibra.
Mereka para siswa yang dikirim dari masing masing asal sekolahnya harus mengikuti kegiatas seleksi yang sudah dibuat, setiap sabtu dan minggu yang biasanya mereka ada dirumah untuk mengerjakan tugas sekolah, beristirahat, bahkan bermalas malasan, kini dengan adanya satu tanggung jawab lagi yang harus mereka lalui demi berkibarnya bendera merah putih. Kebanyakan siswa siswi yang telah menjadi anggota paskibra, pasti tau resikonya dan kosekuensinya seperti apa, bahkan disiplin dan tanggung jawab mereka ketika menjadi siswa di kelas dan ketika sedang mengikuti seleksi itu seperti apa.
Tepatnya di Museum Sumpah Pemuda tanggal 29 September 2018 hari sabtu adalah hari dimana seleksi pertama calon anggota GSP, mereka harus melewati registrasi nama nama para calon anggota GSP, kemudian mendapat kan nomor seleksi, setelah itu mereka mengikuti apel pagi. Setelah apel selesai mulailah seleksi yang akan menentukan mereka LOLOS atau TIDAK LOLOS dalam seleksi tersebut. Seleksi tersebut meliputi latihan 12 dasar PPB (Peraturan Baris Berbaris),  mungkin bagi mereka yang sudah menjadi anggota paskibra disekolah itu sudah menjadi makanan sehari hari di dalam latihan,  namun tak disangka karena rasa gerogi, rasa tidak percaya diri, atau karna baru pertama kalinya mengikuti seleksi mereka bisa membuat kesalahan dengan alasan tidak fokus, karna terlalu amatir dengan rasa grogi dalam diri mereka masing masing. Tidak hanya di lapangan saja, mereka juga harus mengikuti peraturan yang berjalan, untuk makan siang yang harus mereka bawa yaitu wajib membawa 4 sehat 5 sempurna, pasti kalian tau apa itu 4 sehat 5 sempurna bukan, karna untuk membuat para calon anggota GSP ini pihak kakak kakak pelatih juga meperhatikan pola makan yang baik. Kemudian setelah seleksi hari pertama selesai, ada pengarahan untuk seleksi kedua yaitu latihan 12 gerakan PBB seperti biasanya dan test wawancara calon anggota GSP.
Setelah mengikuti tahapan tahapan seleksi, tibalah pengumuman para calon anggota GSP  yang lolos, ada 60 Siswa siswi  yang telah dinyatakan lolos dalam seleksi GSP kali ini, setara dengan 35%  Siswa putera dan 65% Siswi puteri, mereka adalah siswa siswi pilihan yang mewakili dari asal sekolah mereka. Mereka adalah pemuda pemudi yang berjuang demi merah putih, berjuang untuk mengenang para pahlawan yang telah merelakan hidup mereka pada Negara.
“seleksi ini adalah seleksi pertama saya kak, rasanya degdegkan banget, pas apel juga saya gerogi sampai PBB masih gerogi kak, seleksi kedua saya sudah mulai kenal sama teman teman yang lain, saya jadi membiasakan diri menjadi berani dan saat seleksi pengumuman lolos dan tidak lolosnya, saya sudah keringat dingin, panik kak, alhamdulillahnya nama saya disebut dan dinyatakan lolos kak” ujar Made Bagus Tegar Pradigdaya, salah satu anggota GSP yang lolos dari SMK Satya Bhakti  2. 
Maka tidak heran bagaimana rasa degdegkan, rasa panik yang Made rasakan adalah kesan pertama pada saat seleksi pertama yang telah ia ikuti, tidak hanya Made yang merasakan rasa itu, Waktu libur sekolah yang biasanya dipakai untuk bermain harus diganti dengan latihan, Seperti siswa yang satu ini yaitu Marino Atan Tyar “sudah menjadi resiko saya kak, mau ikut seleksi  ya saya harus merelakan waktu libur saya demi seleksi ini,kesan pertama saya itu degdegkan parah kak, karena ini adalah seleksi pertama saya kak, pengalaman yang gak akan bisa keulang lagi, apalagi pas saya dinyatakan lolos itu senengnya luar biasa kak, kapan lagi ikut acara seperti ini, satu tahun sekali, dan menjadi perwakilan dari sekolah juga” ujarnya
Bukan hanya made dan Marino saja yang merasakan kesan pertama itu, hampir seluruh anggota GSP merasakan hal hal yang membuat jantung berdenyut lebih cepat dari biasanya. Hal hal yang mereka lakukan pun menjadi tanggung jawab mereka, dari awal seleksi hingga jadwal di setiap minggunya di hari sabtu dan minggu mereka harus mengikuti latihan latihan seperti biasanya PBB, membuat formasi, dan sebagainya, serta dalam latihan itu sendiri satu pasukan harus bisa semua gerakan, mereka pun harus siap untuk ditugaskan dalam tugas pengibaran ini.
“kita latihan dari pagi hingga sore, mereka pun harus bisa bertanggung jawab dalam tugas ini, karna tugas ini tidak sembarangan, ketika mereka lolos, ya mereka tau apa yang harus mereka lakukan” ujar Fitria Ramadhan salah satu pelatih anggota GSP
Dua hari dalam seminggu harus mereka korbankan untuk latihan Upacara Gerakan Sumpah Pemuda, sudah tiga minggu enam hari berlalu begitu cepat, tepat pada tanggal 20 Okober 2018 hari sabtu mereka melakukan gladi kotor di depan Gedung Sumpah Pemuda, dilanjutkan tanggal 21 Oktober 2018 hari minggu gladi resik (gladi bersih). Penentuan hasil dari latihan mereka setiap hari sabtu dan minggu ini, dengan keringat,dan dengan rasa berkobar semangat perjuangan mereka akan ditampilkan pada saat Upacara Sumpah Pemuda yang ke-90, tanggal 28 Oktober 2018, di Museum Sumpah Pemuda Jakarta
Setiap usaha yang maksimal tidak akan menghianati hasil dari usaha tersebut, mereka adalah pemuda pemudi yang menghargai jasa para pahlawannya, mengabdi pada negara, menghormati para pahlawannya, menjungjung tinggi arti dari bendera merah putih itu sendiri, dan mereka adalah pemuda pemudi yang berjiwa ksatria.

Di tulis oleh Ayu Nurindah
Prodi DKV (S1E) 2018