Minggu, 31 Maret 2019

Salahkah Mengejar Mimpi?

Jakarta, 03 Maret 2019 malam dimana bertemunya sahabat yang saling rindu, saling ingin menceritakan apa yang memang harus diceritakan, terkadang memiliki semangat untuk menjadi diri sendiri itu membuat ambisi yang harus terwujud. Mungkin kalian tau nama gue, dan kalian belum gue kenalin dengan sahabat sahabat gue yang juga memiliki semangat untuk mimpi mimpi dalam hidup mereka. Perkenalkan namanya Rury Izhar dia anak ke dua dari dua saudara, dia anak yang disayang sama kedua orangtuanya, terutama sama mamanya, maklum anak bontot apa aja pasti diturutin hehe, berbeda sama abangnya pasti yang paling disayang itu ya si Rury, kalo kalian tanya kok gue tau banget Rury? pernah suka ya? gue tekankan ya disini, suka itu gak! semenjak lulus 2017 lalu, diam diam Rury mempercayai gue sebagai agen rahasianya hehe bukan deh tapi sebagai sahabat, jadi maklum lah kalo gue tau, nah kalo gue gabut nih awal awal kerja suka main kerumahnya atau mencari sesuatu untuk mengisi perut, makan bakso di taman Suropati atau makan sate di taman Menteng dan gue pasti bawa buku puisi, terkadang juga suka membicarakan soal pemerintah apalagi soal BPJS yaa banyak si yang dibicarakan, soal percintaan juga, apalagi dia jagonya galau hehe, susah si budak cinta kalo kata anak jaman sekarang. Gak cuman Rury doang nih, kenalin juga Aulia Ornella Rahayaan anak pertama sama kaya gue anak pertama, keturunan Ambon loh, liat aja belakang namanya itu kan marga Ambon "Rahayaan" teman sebangku semasa SMK, dulu waktu kelas 10 gue manggilnya nellia berlanjut nella eh sekarang ornell, waktu kelas 10 seorganisasi sama gue, anak OSIS biasa anak anak yang awalnya pengen ikut ikut terkenal gitu hehe, gak deh gak gitu tujuannya, nah pas kelas 10 semester 2 dia ngundurin diri sebagai OSIS jabatannya waktu itu jadi Wakil Ketua OSIS, hebat kan, gue bertahan diosis dari tadinya bendahara karna banyak yang keluar naik lah jabatan gue sampe Wakil ketua OSIS, gak cuman itu dulu waktu kelas 10 gue gak deket sama ornell, biasa aja mungkin karna ada sedikit selekan gitu, tapi gak musuhan loh, cuman ya mungkin karna belum kenal satu sama lain aja, dan seiring jalannya waktu semakin kesini semakin dekat, semakin ada kemistri untuk mengerti satu sama lain. Semenjak kelas 11 hingga kelas 12 kita jadi sahabat duduk sebangku, suka cerita, gak semua cerita gue atau Ornell ceritain pasti ada dimana gak perlu orang lain tau bahkan sahabat sendiri, ada sesuatu yang pastinya kita tutupin yakan, semakin lama semakin yakin bahwa gak perlu banyak teman tapi hanya beberapa kawan yang menjadi sahabat itu sudah bersyukur dan akan tau siapa yang ada saat susah dan senang. Tidak hanya mereka ada satu lagi namanya Yara Zettira sahabat seperjuangan juga, sahabat paskibra gue, dia juga anak petama dari dua saudara, iya seorang kakak dan memiliki adik laki laki yang kalo dipanggil ai karna namanya Fahri, asal kalian tau awalnya di gak suka loh sama gue, katanya si sempat kesel, gedek, katanya juga sok soak an gitu, lalu katanya juga sok iye, terus pernah juga dia bilang gini "awalnya tuh gue mikir apaan si nih anak apa aja diikutin eskul sekolah" kemudian lama kelamaan kenal dan dia tau sifat sifat saya, ngomong ngomong dia juga seorganisasi sama gue, iyapss yara juga anak OSIS dia bagian seksi apa gitu, gue lupa hehe, maklum lah sudah lama juga soalnya sudah hampir  2 tahun. Pas lulus dari nyari kerja sampai sekarang alhamdulillahnya masih suka main kerumahnya yara, kadang suka nginep juga si hehe, pas UNBK aja hari kedua gue nginep dirumah dia, gokil parah kan gue hehe.

Tiga tahun itu ternyata sebentar ya, sekarang aja tiba tiba udah mau hampir 2 tahun lulus dari sekolah, terus udah kerja dan ambil sekolah lagi di universitas, sempat kebayang si waktu sekolah rasanya ingin gue udahin aja gitu, gak mau belajar dan kegiatan kegiatan disekolah, eh pas terlalu lama gak sekolah ternyata rindu, rindu yang akan selalu menjadi rindu untuk dikenang dan diceritakan dimasa tua di depan anak anak kita masing masing. Mungkin sekarang udah selesai masa masa sekolah putih abu-abu, tapi tidak dengan kenakalan, kegaduhan, dan rasa cemas yang pernah kita alami tiga tahun saat itu. Tiga tahun itu membuat rasa yang dulunya gak ada menjadi muncul, rasa gak mau kehilangan, menyemangati satu sama lain diatas mimpi mimpi serta ambisinya. Terkadang kita kekeh sama mimpi dan harus benar benar terwujud, mungkin karna jiwa muda, tapi apa salahnya mengejar mimpi? semua orang memiliki mimpinya bukan? sekali pun punya mimpi jadi bos tukang koran?

Dari sahabat sahabat gue yang tadi yang sering nongkrong sampe larut malam itu hanya bertiga, Gue Ornell dan Rury, sedangkan Yara memang tak pernah ada, karna saat itu sulit sekali untuk izin main malam, kalau gak salah itu tepat bulan Desember 2017, itu pertama kalinya gue,Ornell, dan Rury kumpul dan nongkrong untuk membicarakan ambisi kita masing masing, dimana saat itu gak tau kenapa tiba tiba Rury mempercayai gue dan Ornell buat jadi sahabatnya, mungkin dari pengamatan dia selama ini, katanya sebenernya mau ngajak main pas dari kelas 12 hanya saja pada saat itu, pacarnya yang sekelas dengan kami itu memiliki sifat posesif, jadi Rury takut kalo deket deket cewe anak kelas, nanti pacarnya marah dan ngambek, itu pada masanya yah haha. Dimulai dari saat membicarakan pekerjaan dan Pendidikan Universitas serta mimpi mimpi kita, yap betul dari kami bertiga gue dan Ornell statusnya bekerja untuk mendapatkan uang serta untuk dapat membeli sesuatu yang pada saat sekolah gak pernah kebeli, sedangkan Rury memutuskan untuk kuliah di Universitas YAI Salemba, deket lah sama rumahnya yang di pasar rumput, tapi pada saat itu gue pun punya mimpi dan ingin melanjutkan pendidikan juga, bedanya gue harus usaha dulu kalau Rury karna dibiayakan orang tuanya, saat itu nasihat gue dan Ornell cuman satu "belajar yang bener, bahagiain ortu lu ry" dan sempat beberapa pertanyaan yang gue tanyakan sama Rury, mungkin karna gue juga menilai dia terlalu santai dan tidak memikirkannya tapi bukannya gak peduli ya, gue sempet nanya gini "sampe kapan mau dibiayain?kuliah kan 4 tahun Ry, kali kali sambil kerja juga gak apa apa kan, kuliah lu sore, ngojek aja udah ngojek" jawaban dia "gue juga gak tau, maunya jadi kurir ay" kalo kata kata yang dikeluarin gak tau, gue dan Ornell hanya bisa "ah lu mah gak tau mulu, pacaran bisa" terus ketawa deh betiga tigaan. Masing masing dari kita memiliki fashionnya masing masing, oh iya asal kalian tau nih awalnya Rury mau ambil jurusan DKV di YAI cuman gak jadi karna gak cukup uangnya, jadi dia masuk ke jurusan Broadcasting, malah tadinya dia mau ambil Pendidikan di IKJ, pada saatnya membicarakan gue akan ambil pendidikan dimana, dan kaliat gue yang keluar, "gue mau kuliah di UNINDRA jurusan DKV awalnya sepet bingung antara Arsitek dan IT,bahkan sama Sastra Indonesia, cuman kan gue sering ngomong bahasa betawi, pas sholat istikharah yang keluar DKV, bismillah pasti lulus dah gue, gak mau ngecewain kalian" jawab Rury dan Ornell "lu yang terbaik dari semuanya, kalau pun lo gak terbaik, di mata kita kita orang lo istimewa ay, lo pasti bisa". Pada saat itu rasanya membuat semangat untuk ambil resiko kerja sambil kuliah tuh harus gue ambil, karna tantangan buat gue, demi mimpi, demi cita cita, demi mama dan ayah juga.

Malam ini rasanya memang berbeda, karna diantara kami memiliki mimpi dalam masalah yang meliputi semuanya, salah gak si kalau kita punya mimpi? salah gak si kalau kita memiliki ambisi mimpi? saat itu bercerita dan membuat bersyukur. Mungkin posisi dari awal bahwa gue dan Ornell sama sama dari nol dalam arti ketika gue menginginkan sesuatu itu harus dari usaha sendiri, Rury dan Yara pun sama berjuang dari nol hanya saja berbeda. Bukan membandingkan tetapi sering kali banyak yang tidak mengerti, banyak yang merendahkan usaha yang sudah dari mimpi, impian, dan cita cita. Waktu merjalan setiap detiknya, menitnya, bahkan jamnya, hari juga berganti senin,selasa eh tau taunya udah minggu lagi aja haha, bulan bahkan tahun pun silih berganti. Awalnya mungkin berfikir kita akan terus kaya gini, main, nongkrong bareng dan sebagainya, dan ternyata tidak semudah yang kita inginkan, egois rasanya kalau tetap seperti ini, mungkin ada keadaan dimana semuanya akan membutuhkan teman baru tapi tidak saling melupakan satu sama lain. Faktor terhambatnya mimpi adalah dukungan, kebayang gak si ketika lu punya mimpi, impian jarang yang dimengerti orang terdekat terutama keluarga. Menguatkan dengan semua ambisi ini dengan semangat begitu juga kami, kami menguatkan diatas tekad kami.

Lagi lagi pengalaman membawa gue disebuah cerita seseorang, membawa gue dan sahabat gue yang satu ini masuk kedalam cerita kehidupannya, iya sahabat gue yaitu Ornell (Aulia Ornella Rahayaan) memiliki pacar orang Bandung, di Bumi Sadayana itu kita bertemu, yang sebelumnya sempat bertengkar secara perang dingin, perang antara keegoisan masing masing, gengsi yang cukup tinggi, tetapi dengan adanya pertemuan di alun alun Kota Bandung itulah senyum akan kerinduan terbalas. Kembali dengan sosok yang membawa kami berdua untuk serta dalam kisahnya, gue manggilnya bang Romi, oke gue gak tau siapa nama panjang dia, sedangkan si Ornell kekasihnya memanggil dengan sebutan al, ya wajar si kan dia yang lebih tau dibanding gue haha. Kita bertiga sepemikiran atas apa yang kita mau, ya mungkin dari faktor umur, atau mungkin kurang semangat dari keluarga. jadi sebenernya kita bertiga dominan ke seni, menurut gue seni ya hal yang membuat enjoy bisa menuangkan ide sebayak banyaknya, kebetulan banget kan dan tidak ada kesengajaan dalam kisah ini, gue memiliki hobi yang menjerumus ke karya seni, dan kuliah jurusan Desan Komunikasi Visual, yaa sepemikiran untuk berfikir kritis kalo lagi diajakin ngobrol, bang Romi ini pun bisa dikatakan anak kritikus seni, penulis sajak sajak juga, membuat sebuah karyanya dengan ide dan kreatifitas yang dia mau, masalahnya sama, dukungan dari keluarga, terkadang memang sangat sedih, ketika kita tidak diberi dukungan atau sebuah apresiasi, why? ini hobbi loh, kenapa dengan seni? ada apa dengan sesuatu yang kita sukai, apa yang kita anggap sesuai dengan fashion kita, yang menurut kita nyaman dilakukan dengan hati, terkadang kurangnya apresiasi seseorang membuat hidup bernilai namun tidak semahal harga mutiara laut, bahkan terkadang anak seni sering dianggap sepele seperi "ngapain si ngambil jurusan seni, mau gedenya apa?" "udeh gondrong gak keurus, masa depan suram kayaknya" "kenapa harus seni?gak mau kaya management?akuntansi?" sesuatu hal yang membuat kita itu suka, nyaman, dan bebas untuk menuangkan sebuah ide bahkan gagasan.

 Gue, Ornell, Rury, Bang Romi dan Yara bahkan temen temen yang lain punya tujuannya masing masing, terkadang sependapat terkadang juga tidak sependapat, dan juga kalau udah dengan kesukaanya masing masing kita hanya bisa dukung beri apresiasi dan bangga sebagai sahabat dalam hidup mereka, hanya saja banyak yang tidak mengerti apa yang sedang kita lakukan, apa yang kita mau, memang kita juga gak bisa membuat seseorang sepemikiran, ini hanya sebuah tulisan yang menceritakan bahwa "seberapa salah kita tentang mimpi" atau bisa jadi sebuat tulisan yang mempertanyakan "salahkah mengejar mimpi?" :)