Rabu, 11 November 2020

Drama Per-DEKAVEAN part 1

Hai kembali lagi di blog jurnalayunurindah, yang belum kenal mungkin gue akan memeprkenalkan diri, dan yang sudah kenal yaa boleh lah menjadi pembaca setia blog jurnalayunurindah ini haha. Perkenalkan nama gue Ayu Nurindah biasanya kawan-kawan gue memanggil Ayu,Yayu,Indah bahkan Ay silahkan kalian manggil gue apa. Gue adalah seorang Mahasiswi yang bekerja, atau sebaliknya. Gue kuliah di salah satu kampus swasta di Jakarta, dan cukup jauh dari tempat tinggal gue. Disini gue akan menceritakan bagaimana kisah seorang mahasiswa/i yang pagi kerja dan kuliah sore. Jadi stay toon yaa guyssss.

Tahun 2018 adalah tahun dimana gue memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, yaitu daftar kuliah, kebetulan dengan biaya sendiri gue mendaftra kan diri bersama kawan gue yaitu Kak Jery di salah satu kampus swasta di Jakarta, Nama kampusnya adalah Universitas Indraprasta. Awalnya gue bingung mau ambil jurusan apa sampe lima jurusan gue pilih dan alhamdulillahnya gue sudah siap dengan prodi yang gue pilih, Yaitu DKV (Desain Komunikasi Visual). Awalnya itu kaya degdegkan begitu bagaimana nanti testnya, ketika sudah dinyatakan lulus. Tidak disangka gue semakin dedegkan sama prodi yang satu ini asli deh. Sampe dimana gue tabrakan sama mahasiswi lain di tempat wudhu musholah yang ternyata dia satu kelas sama gue. 

Ketika perkuliahan semester 1 sudah dimulai disitu lah ujian dalam hidup gue untuk memilih ketika gue dan kawan-kawan yang lain adalah seorang pekerja. Pagi kerja Sore kuliah, luar biasa si itu bagaimana capeknya. Kebanyakan orang menganggap kami (mahasiswa dkv) itu adalah anak-anak yang jago gambar, heyyyy netizen wkwkw jujur dan amat sangat jujur boro-boro gambar, kami buat steksa saja belum bisa dikatakan lumayan bagus ahahahaha. Alasan gue masuk DKV adalah karna hobi gue gambar, memang gak jauh dari itu si, tapi gambar gue gak bagus, lumayan lah dibanding lumanyun wkwk. Dosen gue yang namanya Pak Anto pernah bilang “Apresiasi pertama untuk karya itu adalah diri sendiri” dia ngajar mata kuliah gambar bentuk. Kalo kalian mau tahu ini pertama kali dia ngajar. Kami mahasiswa/inya disuruh gambar sesuatu yang nyata seperti botol gelas tapi lewat imajinasi, nah lohhh bagaimana itu wkwkw. Disitu adalah perasaan yang ancur buat gue, karena gue bingung bagaimana caranya, dan bener-bener bingung, dan nyesel karna gue gak berlatih sebelum masuk kampus. Ketika gue merhatiin sekitar gue, akhirnya gue beranikan diri menggores gambar gue, yang ada dipikiran gue adalah botoh minuman good day cappucino, gak di endors yaa guys haha. Ya menurut gue si gambarnya lumayan bagus, dan gak jelak jelak amat hehe. 

Perkenalan pertama dengan gambar-gambar berikutnya pun dimulai, dimana gue harus belajar arsir, teknik arsiran, dibenak gue adalah ternyata gambar gak cuman gambar saja ya. Bahwasanya kalian juga harus mengetahui bagaimana kalian membuat suatu bentuk yang biasa saja menjadi kelihatan nyata, bagaimana caranya? Caranya bermain bayangan dari arsiran tersebut guyss, dan itu benar-benar pegel banget. Belum lagi kalo sudah deadline. Gak hanya gambar bentuk saja. Ada matkul namanya Nirmana. Arti nirmana sendiri yaitu Nir adalah tidak dana mana artinya bermakna yang kalau kita sambungkan Nirmana memiliki arti tidak bermakna, terus apa di kerjain woyyyyyyyyyy hahaha, yaa sebenernya inilah awal lu semua masuk DKV makan sudah itu hahah. Kita dapat pelajar banget disini, dimana lu harus berjuang demi mendapatkan ide dan semua imajinasi yang tinggi,yang membuat lu berjuang di tengah malam demi sebuah nilai keindahan itu sendiri. Bisa kalian bayangkan bagaimana harus kelarnya itu semua. (gambar nirmana)

Gak cuman itu, disemester satu ini kalian juga dapet materi seperti ekonomi kretatif, pengantar desain komunikasi visual juga, kalo disingkat jadi PDKV yang biasanya gue dan kawan gue plesetin jadi PDKT ahahah. 

Gak terasa setelah semester 1 ini, drama terus berlanjut ke semster 2. Dan makin tambah jadi itu drama-drama yang gak karuan hehe. Semester 2 makin naik lagi tinggak belajarnya, makin naik lagi prosses buat sabar sama ujian dari dosen. Kali ini banyak matkul yang berhubungan dengan gambar, kalo orang bilang “kan anak dekapehh” “ya namanya juga anak desain” “gampang lah soal gambar anak desain mah bisa” huft bisa gak bisa ya harus dilakuin ya, namanya proses pasti ada saja rintangan tantangannya. Semester ini kita membuat gambar ilustrasi, karya visual, kemudian banyak drama lainnya. Disemster ini ketentuan fisik mahasiswa diuji hehe, karena kebanyakan sakit, karna begadang, kalo kalian tanya “memang anak desain tugasnya berat ya sampe harus begadang?” gue jawab bukan berat, tapi memang banyak, banyaknya bukan bearti kaya tumpukan buku ya ehehe, tugas anak dekave itu kan kebanyakan gambar jadi harus dijadwalin untuk ngerjain tugasnya, terus juga prinsip anak dekave itu “lebih baik begadang dan tidak tidur dibanding ngulang satu semester” begitu. Dan di semester ini pada bulan September gue dan kawan-kawan gue turun kejalan untuk demo, inget banget itu kenangan yang gak bakal lupa si hehe. Dimana lu menegakkan keadilan (sudah kaya pembela kebenaran di film power rangger ini gue hehe) ada kejadian lucu si ini, duh maaf ya jadi melenceng ke cerita pribadi heheh jadi pada saat gue ikut demo pas kondisi sudah mulai kondusif, gue, dan dua kawan gue yaitu Rizal, dan Rizqi itu lagi duduk, dan gue berinisiatif untuk beli air, baru juga lima langkah eh kaya mau dipukul mundur begitu yang didepan gue, dan pas gue mau bilang ke kawan gue eh gue di tinggal hahahaha, kocak si asli. Demonya terus berlanjut guysss sampai pada akhirnya ada kawan kelas gue namanya Ibnu Edi dia tertembak peluru karet, jagoan si jadi kena tembak, kenapa gue sebut jagoan? Karena alhamdulillah dia masih dikasih nyawa sama Tuhan, kami pun sangat bersyukur. Akibat demo tersebut UAS kami di mata kuliah gambar ilustrasi harus membuat komik yang temanya diambil dari kasus-kasus demo kemarin. 

Semua kita ambil hikahnya, semua dijadikan pelajaran. Kemudian setelah demo kita kembali beraktivitas sebagai mahasiswa yang setelah bekerja kita ada kelas di bangku perkuliahan, namanya juga mahasiswa yang bekerja atau pekerja yang kuliah? Sama saja lah yaa. Ketika di mata kuliah karakter visual, kalo kalian tanya “memang apa yang diajarin mata kuliah karvis si?” karakter visual itu belajat tentang proses pembuatan karakter animasi sendir dosen gue yang bernama pak fauzi pernah bilang gini pas lagi ngajarin gambar muka omanusia “luka dan cinta berada ditempat yang sama” artinya gambar bisa atau gak tempatnya sama yaitu dikertas dan di saat mahasiswanya kesulitan dia pernah bilang “lebih sulit matematika dan lebih rumit mengtahui isi hatinya” yang dimana kita sebagai mahasiswa harus terus belajar walau sulit. Sesulit-sulitnya mata kuliah di semster 2 ini, gue dan kawan-kawan pun bisa menuntaskannya. 

Dramanya sudah kelar? Belom lah masih ada drama lagi disemester berikutnya donggggg.  SERIUSSSS? Ya serius donggg. Beranjak dari semester kemarin, saat ini di semester 3 yang gue rasain adalah mual, sesak, hingga mau pingsan hehehe gak deh, bercanda. Kalo kata kawan-kawan gue si disemester 3 adalah semester yang dimana lu salah jurusan, kalo menurut gue si salah gak nya jurusan kuliah kembali lagi sama mahasiswanya, dan katanya si semester ini itu dijuluki “SEMESTER TIFUS” karna tugasnya gak abis-abis. Penasaran kan? Awalanya gue juga si hehehe, pas gue merasakan eh ngedumel terus tapi tetap ngerjain tugas-tugas kuliah hahaha. Mahasiswa macem apa gue ini. Jadi di semester 3 ini ada yang namanya matkul DKV 1 wow mata kuliahnya sulit, masa si? seriusan, asli gue gak bohong. Karena dimata kuliah ini ada namanya MG24, apa si MG24. MG adalah Merancang Grafis dan jumlahnya 24. Sebenernya yang lebih rumit adalah rumus akar kuadrat dibanding MG24 hehe, mau gue jelasin gak? Jadi pengerjaan MG24 itu simpel, sangking simpelnya bikin gue dan kawan-kawan yang lain mabuk kepayang hehe. Disemester ini lah banyak orang berkata yang gak kuat sama jurusan DESAIN KOMUNIKASI VISUAL, salah jurusan lah apalah itu. Tapi menurut gue dan kawan-kawan kelas semester ini memang ujian banget, berasa banget begadangnya, sampe gak tahu apa itu tidur, lupa bahwa tubuh juga butuh istirahat, tapi lebih mentingin MG24 yang gak seberapa itu, asistensinya saja bikin nyesek yakan hehe, pasrah? Pengennya si begitu, tapi ada mimpi yang harus diselesaikan. Catet ini yaaakkk yang mau tahu MG24, jadi di bab ini ada 6 buat tema yaitu geometris, pointilis,etnik, optik, poligonal, dan flat design.  Kemudian setiap tema tersebut harus asistensi 4 karya, artinya 6tema X 4karya= 24 karya, nah setiap terma tersebut harus asistensi jika tidak terpilih harus asistensi terus hehe. Mabuk kan? Bukan mainnnn lah MG24 ini hehe. Tapi setiap usaha gak akan pernah mengkhianati hasil. 





Selasa, 28 Juli 2020

ENAM SEKAWAN SINDORO

Jakarta, 21 Juni 2019. Seketika kawan kelas yang bernama suleman yang biasa kita panggil kak leman (bagi gue si haha) atau leman (saja bagi yang lain) membuat grup untuk pendakian ke Gunung Sindoro, di Wonosobo Jawa Tengah. Dan jadwal pemberangkatan kita tanggal 23 Agustus 2019 pukul 19:00 dari kampung rambutan. Rasanya gue tuh senang. Ini adalah tantangan baru buat gue, bagaimana caranya bersyukur kepada Allah atas ciptaannya yang lain. Mungkin gue terlalu lama tinggal di kota hingga sering kali lupa dengan alam yang lainnya. Liburan memang penting, me time atau melakukan hobby yang lain, melakukan hal hal baru. Dan ini yang akan gue ceritakan selama perjalanan menuju gunung sindoro bersama kawan kawan yang lain.

23 Agustus 2019 pukul 14:16 gue berangkat dari rumah menuju stasiun gondangdia untuk berangkat ke stasiun tanjung barat, sampai di stasiun tanjung barat pukul 15:16. Sebelum memesan ojek online gue pergi ke alfamart untuk membeli air minum. Pukul 15:44 gue pun sampai di kosan kak ricky, dengan bawaan tas yang cukup besar dan berat 80L hahaha, didepan pintu coklat dan duduk di bangku plastik dengan helaan nafas panjang, serta dengan memikirkan "konci kamarnya tadi dekat mana ya" dan gue pun mengingat pesan kak ricky "yu konci kamar kos deket plastik hitam di gantung" oke gue pun berusaha mencari platik hitam di gantung. Yang pertama kali ada di rumah kak ricky baru gue seorang, kawan gue yang bernama Ferian masih dalam perjalanan. Sembari menunggu kawan yang lain gue pun charger hp di kamar kak ricky. Gak lama Ferian dan kak Leman datang, kita packing ulang, kemudian kak Ricky pulang dari kerjaannya, dan dia gak mandi asli ahaha. Oh iya perempuan gak gue aja kok, ada kak Winda dan Syifa kawan kak Ricky.

Di kamar kost kak Ricky ada gue, kak Leman, dan Ferian, kami berangkat mengggunakan gojek masing masing untuk ke terminal kampung rambutan, harga gojek per orang sebesar Rp 15.000 Kami berangkat dari dari terminal kampung rambutan menuju terminal  Mendolo Wonosobo Jawa Tengah. Ternyata gue yang sampe duluan di terminal kampung rambutan, dan gue menunggu kawan-kawan gue di pos polisi. Keberangkatan bis kita itu pukul 18:30, setelah kami sudah kumpul "komplotan keong" suatu julukan yang kami buat dadakan haha. Berangkat lah bis kami, hati pun senang dan gembira. Karena Jakarta adalah kota macet yaa benar saja, kalian mau tau? sampai di Bekasih dan Cikarang itu benar-benar macet banget, yaudah mau gimana lagi dong.

Sampai lah kita di Rumah makan Cikamurang subang, biasa tempat kaya rest area gitu, terus kita makan bareng-bareng, yang mau ngopi, yang mau buang air besar, buan air kecil, setelah itu selang satu jam bis akan segera berangkat. Bis pun berjalan untuk melanjukan tujuan kita, dan wow tiba-tiba ada hal yang mecekam dong, apaan si? yaps bagasi bis yang kita naiki itu kebuka, pas dicek salah satu tas dari kawan gue itu hilang, iya tasnya si Syifa, mana baru beli katanya, terus kita cari dong tas itu jatoh dimana, sedih si, abis gimana lagi. Drama deh pokoknya, setelah selesai semua di urus deh tuh ya. Ternyata di bis juga ada yang ke Wonosobo, gue inget mukannya tapi lupa namanya siapa, mereka berempat, cowo dua orang dan cewe dua orang, dan kami pun belajar sabar dan ikhlas untuk kejadian itu.

Malam itu rasanya ingin segera untuk samapi di terminal mendoslo wonosobo aja rasanya. Bangun dan bersyukur masih dapat bernafas pagi pun hadir dan kita hampir sampai di terminal Mendolo Wonosobo Jawa Tengah. Di pertengahan jalan gue liat di salah satu desa sedang merayakan perayaan, gak tau gue namanya perayaan apa, dan gue seneng banget bias liat itu. Dan sampailah kita di terminal yeeayyyy. Untuk menuju ke bascam via keledung kami mengeteng mobil bak (biar gak bingung, semacam nyewa lah wkwk) per-orang dikenakan tarif 15 ribu rupiah. Ketika kami sampai di bascamp Sindoro via Kledung, disana kami mem packing ulang barang bawaan kami, sekitar sore ba'da ashar kami mulai mendaki dari bascamp menuju pos satu. Kami bertemu banyak sekali kawan baru, para pendaki yang sedang menuju kesana, bahkan beberapa kenalan kawan baru untuk mendaki bersama.

Kalian yang sudah pernah mendaki, pasti capek kan nanjak-nanjak begitu? iya gak si? boong banget deh yang bilangnya gak capek. Awalnya biasa saja kok lama-lama mau ke pos satu jauh banget hahah. Dan hari semakin sore bahkan gelap ditambah gerimis yang terjadi disana. Kami pun sepakat untuk memutuskan naik ojek Sindoro untuk menuju pos satu. Yang berangkat menggunakan ojek pertama kali kak Winda dan Syifa, kemudian disusul dengan gue dan Ferian, selanjutnya disusul dengan kak Ricky dan kak Suleman. Di pos satu kami makan gorengan di warung yang ada disana,               kemudian melanjutkan pendakian menuju pos dua, rute menuju pos dua pijakan yang lebih dominal banyak pasir, setelah itu kami menemukan pijakan tanah dan itu sangan licin, karena habis hujan dan kami sangat berhati-hati.Gerimis mengguyur kami perlahan namun tidak menjadikan hujan. Allah melindungi kami saat itu. Semakin lama awan semakin gelap dan ditengah-tengah perjalanan kami  kaki kak Winda terkilir dan gue langsung mengeluarkan P3k yang gue bawa, bersyukurnya gak parah, jadi bisa melanjutkan perjalanan. Sesampai di pos dua, kami memasak indomie dan beristirahat sejenak. Rasa dari kuah indomie rebus rasa soto dipadu dengan dinginnya malam di ginung Sindoro adalah pertama kalinya rasa yang gue alamin, udah gelap terus penerangan hanya senter, luar biasa pokoknya. Setelah makan indomie selesai kami pun segela melanjutkan perjalanan.

Semakin malam semakin dingin disana, entahlah berapa derajat celsiul suhu menuju pos 3. Semakin kami ber enam menanjak semakin sedikit pendaki yang menanjak, biasanya kami ber enam bertemu beberapa kawan pendaki yang turun. Ada dimana satu situasi pendaki yang ikut menanjak kakinya cidera, bersyukurnya gue bawa koyo dan juga hotcream setidaknya untuk meredakan sakit di kaki. Udaranya udah makin dingin, gue aja mau pipis terus hehe, sampe-sampe gue harus teruk gerak biar gak hipotermia gitu, oh yaa gue juga sempet foto-foto kawan gue yang kecapean hehe, maklum gue emang suka gitu hehe. Pengalaman nanjak dimalam hari emang susah-susah gampang si, karena minimnya pencahayaan dan juga treck gunung yang terjal. Kalian tau gak si rasanya dingin tapi tuh sebenernya kita keringetan, atau bisa dianalogiin gini ketika kalian pake balsem atau minyak kayu putih terus kalian siram air kan panas dingin gimana gitu hehe, nah itu yang gue rasain mau ke pos 3, mantep gak tuh hehehe. Dari jalanan yang udah mulai tidak beraturan bahkan ketemu batu gede terus bingung lewat mana hehe. Sampe akhirnya ketemu tenda-tenda pendaki yang lain. Rasanya tuh masya allah.

Rasa ketemu pos 3 itu bagaikan nikmat banget, karena biar kita segera membuka tenda dan istirahat, dan kalian mau tau pada saat post 3 wow masyaa allah, sudah penuh dengan penduduk gunung hehe, dan kami akhirnya mencari tempat untuk membuka tenda. Alhamdulillah dapat tempat untuk membuka tenda, bersyukur sekali. Melihat langit dengan bintang-bintang, rasanya kaya mimpi “oh gini ya rasanya naik gunung” oh iya gue pernah ketemu sama orang lain, tapi lupa namanya hehehe kita ngobrol mengenai pertama kalinya gue naik gunung. Wah luar biasa ya ada achivment bat diri sendiri. Waktunya tidur dan next besok pagi kita lanjut ke puncak

Sekitar pukul 05:30 gue bangun karena kedinginan serta mau buang air kecil, dan menantikan matahari terbit yang menampakkan indahnya gunung sumbing via sindoro, masya allah nikmat tuhan mana lagi, keindahan mana lagi yang kita dustakan. Setelah bangun kita buat sarapan untuk tenaga pas nanjak sampai puncak. Jujur gue sebenernya gak mau sarapan, karena kalo gue sarapan yang ada gua buang air besar, tapi ya karna disuruh sarapan ya apa boleh buat lah ya hehe. Setelah sarapan kami berenam melanjutkan perjalanan, dan benar saja gue lebih banyak diem karena tebelet buang air besar hahaha, asli ini pengalaman pertama. Duh ngakak banget ini gue ngetiknya hahah. Ya gimana lagi kejadiannya emang begitu. Jadi maafkan ya para pembaca setia #jurnalayunurindah hehe.

Jalananya menuju puncak semakin terjal dan berbatu serta berpasir, pemandangannya membuat mata tidak dapat berkedit cepat, menikmati awan-awan yang berada di atas gunung, melihat rumah penduduk dibawah sana, bahkan sampai terheran-heran, “ternyata bisa ya gue nanjak gunung, ini pengalaman pertama dalam hidup, pertama kalinya mendaki gunung. Gue memang gak sampai puncak gunung Sindoro, gue hanya sampai di pos empat area batu tata, di ketinggiian kurang lebih 2838 meter diatas permukaan laut, sudah tinggi juga kannnn, iyaa kannn? Iyaa dong hehehe. Gue gak sendirian di pos empat, gue ditemani dengan syifa karena kaki dia sakit, dan gue ngantuk hehehe. Yang sampai puncak yaitu kak leman, kak ricky, ferian, dan kak winda. Setelah gue menunggu sekitar kurang lebih 1 jam, kak leman turun, dan akhirnya gue, kak leman, dan syifa turun ke bawah duluan. Ketika pas turun sudah kaya naik perosotan hehe, karena berpasir jadi yaudah kadang merosot begitu heheh.

Ketika kami bertiga sudah sampai di tenda, kami istirahat dan menunggu yang lain, dan segera untuk memasak makan siang, dan setelah itu beres-beres tenda, lalu turun ke bawah. Kami berenam turun sekitar setelah adzan magrib, tahu kan suasana magrib, langit sudah mulai gelap, otomatis kalau kita turun sudah malam, awalnya kami turun berenam, dan ada team lain juga ingin turun dibelakang kami, tidak masalah lah untuk turun setelah adzan magrib. Setiap detik, menit, bahkan jam, langit mulai memperlihatkan warna hitam dan bintang-bintang. Posisi kami turun itu seperti ini didepan kak leman, syifa, kak winda, gue, ferian, kak ricky, namun ferian dan kak ricky bergantian. Terkadang kami berenam pelan-pelan larena suasana sudah gelap, dan sudah hawa-hawa yang tidak enak hehe.

Ketika kami menuju pos dua, kaki kak winda sakit, sakitnya karena keseleo saat pendakian ke puncak pagi hari itu, mau tidak mau kak winda harus di rangkul dan jalan pelan-pelan. Nah ketika itu lah hal yang tidak diinginkan muncul, yaa padahal kami sudah permisi, namanya bukan tempat kami, dan itu hutan, pasti ada saja kan yang ingin menggangu. Kemudian datanglah ojek sindoro hehe, akhirnya kak winda dan syifa terpaksa harus naik ojek karena kondisi yang tidak memungkinkan, sisanya kita beremapt yang terus berjalan kaki, yaitu gue, kak leman, ferian, dan ricky. Asli ini gue cewe sendiri loh eheheh, dan posisi gue itu kedua dari depan, berarti kan kak leman, gue , ferian, kak ricky dong, iya kan. Nah, gue sudah parno duluan, soalnya kak leman didpn sudah gak keliatan, ajdi kadang gue diem dan tunggu ferian dan kak ricky, yaa berani tapi takut juga hehe, ngeri lah mana sudah gelap banget, pelan-pelan takutnya dikurangin hehe, alhamdulillah pencahayaan sudah ada didepan mata, pos 1 tempat warung-warung yang bisa buat ngupi dan ngeteh hehe, yaudah kita stay dulu disana, dan berbincang-bincang kecil, tertawa kecil, ngobrol sama ibu bapak warung, asyik si, seru banget. Tadinya kita mau nerobos jalan kaki hingga bascamp, namun dipikir-pikir kayanya gak deh, dan kita berempat memutuskan naik ojek sindoro.

Sampai di bascamp kak winda dan syifa gak ada dong hehe, akhirnya kita carilah mereka, eh ternyata mereka ada di rumah warna neduh, sudah panik kita berempat, tapi kita semua alhamdulillah selamat, dan besok pagi kami pulang ke Jakarta.

Sekiranya begitulah cerita enam sekawan ketika mendaki gunung, mohon maaf jika ada kaliamt yang kurang, atau salah ketik, selamat membaca kawan #jurnalayunurindah. See you next time guysssssssss


Kamis, 30 Januari 2020

EKSPETASI vs REALITA

Hai kembali lagi dengan gue Ayu, selamat siang selamat hari weeekend dan selamat bersantai santai bahkan berleha leha di kasur, dikamar dan mungkin didepan kaca kamar mandi dan bilang "mandi apa gak?kali mandi mau kemana?" dan berujung gak mandi seharian ahah. Atau yang sedang tidur nunggu balesan chat pasangannya, atau sedang buat karya, yaa kaya gue ini. oke disini gue akan membahas Ekspetasi VS Realita yang gue alami dan apa yang gue lihat.

Untuk kalian yang masih sekolah khusunya, tolong jangan menjadi dewasa dengan cepat diumur yang masih muda. Bersikap dengan umur kalian yang sekarang dan buatlah kenangan kalian dengan unik, buat dengan penuh kesediha, kebahagiaan, dan gak akan pernah menyesal dimasa yang akan datang, kisah kalian akan diceritakan kembali disaat masa tua yang akan datang.

Cobalah belajar melihat dunia nyata, kehidupan ini indah untuk masa masa remaja, tidak dengan bibir merah kesekolah, tidak dengan extention bulu mata dan bukan juga tentang siapa yang cantik disekolah. Mungkin jaman kalian sangat berbeda dengan jaman dimana waktu sekolah gue, tapi ketahuilah wahai kawula muda (aseekkk) masa-masa kalian adalah masa dimana menjadi egois untuk berpacaran mungkin, pertama kalinya kisah cinta kalian, yang lagi patah hatinya di sekolah, berantem sama teman,  menghajar satu sama lain. semua itu indah, indah yang harus dikenang disuatu buku jurnal bahkan suatu kisah pribadi kalian sendiri. Belajar untuk menikmati masa remaja kalian saat putih abu-abu, karena ketika kalian kelas 1 SMK atau kelas 10 lah ya wkwk, kalian akan meraskaan kegelisahan karena semua orang itu gak asik, semua orang gak kaya apa yang gue pengenin, beda sama kawan-kawan SMP gue dulu, dan lain-lain. Ketahuilah semua emang ada masanya, ketika kalian seorang siswa atau siswi, tolong menjadi lah kalian seorang siswa atau siswi, jangan terlalu berargumen dengan menerbelakangkan kenyataan kalian dengan kehidupan kalian. pernah gak si kalian punya kawan yang berbeda, antara disekolah dan di rumah? banyak bukan. gue juga banyak kawan yang seperti itu kok, tapi semakin kesini terkadang gue suka kasian jadinya. untuk kalian yang membedakan antara realita dan ekspetasinya, untuk kalian yang sekolah bukan dengan gayanya, coba deh belajar nerima kenyataan seperti apa pekerjaan ayah ibu kalian, kalian asah lagi kemampuan kalian.

Setelah drama panjang di kelas 1 SMK, kalian akan meranjak ke kelas 2 SMK, kondisi dimana kalian udah mulai dengan bahagia nya jadi anak SMK gitu, pacarana lah sama kakak kelas, sok jadi kakak kelas lah, biasa mentang-mentang ada anak baru ahahah, terus kadang ada drama labrak-labrakan lah, banyak kenangan pada masa ini. DItambah kalian yang akan memasuki masa PKL atau Praklaring, membuat rindu yang mendalam bagi satu kelas itu luar biasa loh, dan jarang bertemu. semua memang memiliki frekuensi masanya bukan?. Berdebat dengan guru, berantem gara-gara seorang laki-laki, atau merebutkan suatu pujaan hati eh tapi sayang dianya memilik siswi dari sekolah lain. Kalian pernah gak si, dirajiah oleh OSIS? fase kelas 2 SMK itu fase bandel-bandenya kalian, rok, celana, kaus kaki semua kalian ubah hahah. tapi tolong ya bandelnya jangan kelewat batas. buatlah masa kelas 2 ini memuaskan buat kalian dan guru.

Saat kalian kelas 3 SMK kondisi yang membuat kalian tidak rela untuk melepas seragam putih abu-abu, ya memang ada juga yang bener-bener pengen banget lulus. Kalian akan merasakan flash back memory kelas 2 dan 1 SMK pada saat itu, semakin lama kalian akan semakin akrab dengan kawan-kawan sekelas kalian dan kelas lain juga, membuat hal yang tidak bisa kalian lupakan mungkin. Guru-guru kalian yang mempercayain sepenuhnya kepada kalian atas kemampuan kalian, membuat sesuatu yang luar biasa terhadap diri kalian. Penyesalan kalian pun terbukti pada saat itu, dimana kalian menyesal tidak mengasah kemampuan kalian, tidak mendengarkan guru kalian, bandel menjadi acuan kalian untuk menjadi keren, dan bergaya berlebihan tidak melihat kondisi yang sebenarnya. Semua memang ada masanya. 

Paska kalian lulus nanti, bahagiakan ayah inu, yang sudah susah payah mencari uang untuk biaya sekolah kalian, stop bergaya berlebihan tanpa melihat apa yang kita miliki, gapailah mimpi kalian, wujudkan cita-cita kalian, dan semua itu akan terbayar lunas ketika kalian sukses.



Saya Ayu Nurindah dan sampai jumpa di jurnal selanjutnya. Selamat membaca, bye:)