Mungkin sebelum saya lahir, orang tua terdahulu udah tau yang namanya tawuran, udah tau akibat akibatnya, dan artikel ini gue buat karna kisah nyata dan emang terjadi di daerah rumah gue kwitang jakarta pusat.
Tawuran atau tubir adalah bentuk dari kekerasan antar geng sekolah dalam masyarakat urban di Indonesia. Wirumoto, sosiolog Indonesia, berpendapat bahwa tindakan tersebut sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stress selama ujian.
Kebanyakan dari masyarakat Jakarta rata rata yang melakukan aksi tawuran ialah anak sekolah di tingkat SMP sampai dengan SMK, dan juga Bapak bapak pun ikut serta dalam aksi tawuran ini loh. Bahwasannya biasanya tawuran dilaksanakan karna memang musuh bubuyutan, dan serta saling tuduh menuduh, bahkan sampai dengan halnspele yang dijadikan besar, hingga pertumpahan darah pun terjadi.
Tawuran atau tubir adalah bentuk dari kekerasan antar geng sekolah dalam masyarakat urban di Indonesia. Wirumoto, sosiolog Indonesia, berpendapat bahwa tindakan tersebut sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stress selama ujian.
Kebanyakan dari masyarakat Jakarta rata rata yang melakukan aksi tawuran ialah anak sekolah di tingkat SMP sampai dengan SMK, dan juga Bapak bapak pun ikut serta dalam aksi tawuran ini loh. Bahwasannya biasanya tawuran dilaksanakan karna memang musuh bubuyutan, dan serta saling tuduh menuduh, bahkan sampai dengan halnspele yang dijadikan besar, hingga pertumpahan darah pun terjadi.
Pada tanggal 05 Mei 2019 malam hari sekitar pukul 22:00 menuju tengaj malam, kejadian tawuran terjadi di jalan kramat II kwitang, senen. Kejadian tawuran ini bukan pertama atau kedua kalinya, namun sering sekali tawuran di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Hanya saja tawuran kali ini berbeda, karena biasanya tawuran yang biasanya terjadi yaitu antara warga muda mudi Kwitang kramat III dengan muda mudi Sentiong, kali ini yaitu sesama warga tawuran dan memakan satu korban meninggal dunia. Korban bernama Raka Raflyansyah, lahir di Jakarta tanggal 07 Agustus 2002, Wafat 05 Mei 2019, terkena bacokan di bagian perut. Raka adalah siswa lulusan dari SMK Satya Bhakti 2, dia adalah adik kelas saya, yang bahwasannya lulusan tahun 2019. Sebelum wafat ternyata belum lama ia pulang dari perpisahan sekolah dari Yogyakarta. Betapa banyak orang yang merasa kehilangannya, seperti orang tua, guru sekolah, dan bahkan kawan kawannya. Berikut ini pendapat beberapa orang terhadap pertumpahan darah di atas nama "Tawuran Warga".
Menurut Alif (kawan satu sekolah dengan Raka) "saya sedih, gak tega, kehilangan kawan seperjuangan itu rasanya gimana gitu, dan menurut saya terhadap tawuran warga itu meresahkan warga, Banyak korban berjatuhan,Kasian orang tua,gak ada faedah nya tawuran warga,ngerugiin orang lain,bikin cemas keluarga,bikin jelek nama keluarga, dan warga sendiri"
Pendapat menurut Ilham Saputra (Mahasiswa Unindra prodi DKV) "Budaya yg harus dihilangkan dari orang indonesia ya itu selalu menggunakan otot dan terbawa emosi. Emosi boleh tapi kontrol. Sangat sangat tolol. Si korban juga kenapa harus ikut ikut. Dia terlibat dengan masalah yg jadi penyebab tawuran atau engga. Kalo dia ga terlibat yaudah gak usah. Kalaupun terlibat kenapa harus pakai kekerasan. Hukum kan ada. Kenapa ga pakai jalur hukum klo mau lebih lebar lagi daripada tawuran"
Menurut Hulaifi (Mahasiswa Unindra Prodi DKV) "Kalau dari temen" gue si ya kalau tawuran itu ga sampe ngebunuh , tapi dikasih kenang"an aja gitu , tapi kalau sampe ngebunuh itu kelewatan si. Solusi ? ga bakal ada si kalau saling membunuh, pasti dendaman terus"
Kenapa tawuran harus terjadi? Kenapa harus ada korban? Kenapa harus ada korban saat tawuran?
Banyak hal yang saling berkaitan soal ini, banyak sebab dan akibat soal tawuran, salah satunya adalah peran orang tua itu sendiri. Kenapa? Bahwa leran orang tua sangat penting untuk anak muda mudi yang beranjak remaja. Bahwasannya peran orang tua adalah hal. Oleh karena itu sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anaknya. Orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik utama, maka dari itu tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak diantaranya memberikan dorongan atau motivasi baik itu kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial, tanggung jawab atas kesejahteraan anak baik lahir maupun batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pendidikan bukan hanya ada di sekolah saja tetapi pendidikan itu bisa dengan membimbing dan mengarahkan anak kepada norma-norma agama dan adab sopan santun dalam kehidupannya nanti di masyarakat. Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak usia dini, maka diharapkansetelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari dengan nilai-nilai agama. Sekarang ini banyak sekali para orang tua yang kurang memperhatikan dan mengarahkan anaknya, justru mereka sibuk dengan kepentingannya sendiri sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai orang tua yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak.
Kenapa tawuran harus terjadi? Kenapa harus ada korban? Kenapa harus ada korban saat tawuran?
Banyak hal yang saling berkaitan soal ini, banyak sebab dan akibat soal tawuran, salah satunya adalah peran orang tua itu sendiri. Kenapa? Bahwa leran orang tua sangat penting untuk anak muda mudi yang beranjak remaja. Bahwasannya peran orang tua adalah hal. Oleh karena itu sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anaknya. Orang tua dalam kaitannya dengan pendidikan anak adalah sebagai pendidik utama, maka dari itu tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak diantaranya memberikan dorongan atau motivasi baik itu kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial, tanggung jawab atas kesejahteraan anak baik lahir maupun batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pendidikan bukan hanya ada di sekolah saja tetapi pendidikan itu bisa dengan membimbing dan mengarahkan anak kepada norma-norma agama dan adab sopan santun dalam kehidupannya nanti di masyarakat. Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak usia dini, maka diharapkansetelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari dengan nilai-nilai agama. Sekarang ini banyak sekali para orang tua yang kurang memperhatikan dan mengarahkan anaknya, justru mereka sibuk dengan kepentingannya sendiri sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai orang tua yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak.
Keutuhan orang tua juga merupakan salah satunya untuk mendukung pendidikan seorang anak, karena itu akan membuat seorang anak merasa mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi seorang anak yang tidak memiliki orang tua yang utuh masih bisa mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, itu semua tergantung dari masing-masing individunya.
Banyak juga anak dari keluarga yang mempunyai orang tua yang utuh, ekonominyabagus, dan pendidikan orang tua yang tinggi tetapi tidak pernah mendapatkan bimbingan dan arahan dari orang tuanya sehingga mereka menjadi anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya serta tindakan yang dilakukannya tidak bisa terkendali dan tidak terkontrol, maka dari itu peranan orang tua di dalam keluarga yang paling dominan atau menonjol adalah sebagai penanggung jawab kepada anggota keluarganya, diantaranya pendidikan karena dengan memperoleh pendidikan maka seorang anak akan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk agar tidak terjerumus dalam kemungkaran.
Jadi peran yang terpenting itu adalah orang tua, bagaimana cara orang tua tau kepribadian anak anaknya, dan kita sebagai anak juga harus berfikir lebih jauh, bagaimana tindakan yang kita lakukan.
Banyak juga anak dari keluarga yang mempunyai orang tua yang utuh, ekonominyabagus, dan pendidikan orang tua yang tinggi tetapi tidak pernah mendapatkan bimbingan dan arahan dari orang tuanya sehingga mereka menjadi anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya serta tindakan yang dilakukannya tidak bisa terkendali dan tidak terkontrol, maka dari itu peranan orang tua di dalam keluarga yang paling dominan atau menonjol adalah sebagai penanggung jawab kepada anggota keluarganya, diantaranya pendidikan karena dengan memperoleh pendidikan maka seorang anak akan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk agar tidak terjerumus dalam kemungkaran.
Jadi peran yang terpenting itu adalah orang tua, bagaimana cara orang tua tau kepribadian anak anaknya, dan kita sebagai anak juga harus berfikir lebih jauh, bagaimana tindakan yang kita lakukan.
Peran lingkungan juga sangat penting. Lingkungan yang tidak sehat dapat memicu anak untuk terbiasa dengan hal-hal yang buruk juga. Misalnya saja film di televisi yang meperlihatkan kekerasan dan malah dianggap sesuatu yang menyenangkan dapat ditiru oleh anak sehingga terbiasa dengan kekerasan. Belum lagi faktor lingkungan sekitar di mana anak-anak bergaul dengan teman-teman yang “keras” karena tidak mendapatkan pendidikan dari keluarganya, seperti yang dijelaskan sebelumnya, dapat memicu kebiasaan akan perlakuan fisik antar sesama.
Bila ini dibiarkan hingga anak-anak menjadi dewasa, maka nilai-nilai kekerasan fisik akan melekat dan menurun dan bisa menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Maka, tawuran akan menjadi suatu hal yang biasa karena orang-orang berpikir bahwa jalan kekerasan adalah jalan yang benar untuk mengatasi suatu masalah, jalan kekerasan adalah jalan yang legal atas segala perlakuan yang tidak menyenangkan yang terjadi pada orang tersebut.
Peran Relasi/Faktor Relasi. Persahabatan yang kuat memang baik apabila karena persahabatan itu mereka menjadi saling tolong-menolong dalam kebaikan. Namun ada kalanya persahabatan disalahartikan menjadi saling tolong-menolong tanpa memikirkan apa yang akan dilakukan. Seseorang yang medapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan atau seseorang yang merasa kelompoknya dihina akan menggalang kekuatan kelompoknya.
Hal inilah yang memicu tawuran yang diakibatkan oleh masalah perorangan. Masalah seorang anggota kelompok menjadi masalah keseluruhan kelompok karena adanya rasa saling memiliki yang erat. Namun sayangnya, karena faktor-faktor lain yang disebutkan sebelumnya, pertikaian dengan cara adu jotoslah yang menjadi pilihan utama.
Sumber wikipedia, www.kompasiana.com , Kawan kawan kampus UNIVERSITAS INDRAPRASTA JAKARTA. Grupppkn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar